IMAM GHAZALI

Guru UPTD SDN Gunongsekar 1 Sampang Jawa Timur...

Selengkapnya
Navigasi Web
MEMPRETELI KERAPAN SAPI

MEMPRETELI KERAPAN SAPI

MEMPRETELI KERAPAN SAPI

Tantangan hari ke-5

#TantanganGurusiana

Mendengar kata Kerapan Sapi, ya Madura. Sebuah pulau yang berada di Jawa Timur. Sebagai daerah penghasil garam yang berdekatan dengan Surabaya. Madura terdiri atas 4 kabupaten, yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Turis mancanegara mengenal Kerapan Sapi dengan “Bull Race. Mereka tertarik untuk menyaksikan kegiatan ini. Buktinya, setiap perhelatan ini, banyak sekali turis mancanegara yang datang. Mereka sangat antusias sekali menyaksikan adu balap 2 ekor pasang sapi jantan ini. Sapi kerapan ini dipilih khusus hanya untuk Kerapan Sapi. Perawatannyapun lumayan menyita waktu dan tenaga. Hanya demi 1 pasang sapi kerapan dengan larinya yang kencang, semua dilakukan. Berapapun biaya yang dikeluarkan, tidak jadi masalah. Kerapan Sapi dikendalikan oleh seorang Joki. Dialah yang mengendalikan dan memacu supaya lari kencang sampai di finis. Joki ini duduk di perangkat kayu yang disebut “Kaleles”.

Pemilik Kerapan Sapi rata-rata orang yang berduit. Karena memiliki Kerapan Sapi ini butuh biaya yang besar. Tidak tanggung-tanggung biaya perawatannya. Si Pemilik menggaji seseorang untuk merawat Sapinya. Mulai dari memandkan, memajang di tempat panas, membersihkan kandang supaya tetap higienis, meracik Jamu, dan melatih fisik dengan hanya sekedar berlari-lari kecil. Kemudian juga diberikan waktu untuk sparing partner dengan Kerapan Sapi lainnya. Orang Madura menyebutnya dengan istilah “Ngetren”. Dilihat dari biaya perawatan yang besar, pemilik Kerapan Sapi merupakan orang yang kaya. Terlihat pula dari kendaraan yang mereka bawa. Sudah pasti mereka berkendaraan roda 4 menghadiri lomba Kerapan Sapi.

Kerapan Sapi diangkut menggunakan mobil angkutan barang. Biasanya diangkut bersama dengan orang-orang yang menjadi tim Kerapan Sapi. Terlihat kebersamaan yang bagus diantara mereka. Jadi, Kerapan Sapi selain sebagai budaya Madura, juga sebagai wadah untuk mempererat persaudaraan dan persatuan antar warga sekitar pemilik Kerapan Sapi.

PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

A. SEPASANG SAPI KERAPAN

Kerapan Sapi terbentuk dari 2 ekor sapi jantan pilihan. Kedua sapi ini khusus dipilih dan dilatih hanya untuk Kerapan. Ibaratkan manusia, Sapi ini laksana atlit yang di karantina. Kemudian, melaksanakan TC training untuk menjadi Kerapan Sapi dengan larinya yang kencang. Pagi dimandikan kemudian dijemur (dicancang). Agak siang detraining lari. Sorenya dimasukkan kembali ke kandangnya yang higienis. Tak lupa pula, pemilik memberikan jamu berupa kurang lebih 100 telur dan racikan rempah-rempah setiap hari. Sapi-sapi Kerapan juga melalui seleksi persyaratan untuk bisa ikut perlombaan. Dinyatakan boleh ikut perlombaan jika tinggi badan minimal 120 cm, badan sehat dan kulit bagus, dan kedua tanduk harus baik dan sama.

B. TIM KERAPAN SAPI

Dalam satu pasang Kerapan Sapi, dibutuhkan sebuah tim. Tim ini terdiri atas beberapa orang dengan tugas masing-masing. Makanya, kerjasama tim sangat dibutuhkan. Mereka kompak bersama-sama melaksanakan tugasnya. Tujuan akhir, Kerapan Sapi dapat melaju kencang menuju garis finis. Di garis start ada tim bagian pelepasan. Mereka mengatur kaki sapi sebagus mungkin supaya bisa lari degan mudah ketika aba-aba pelepasan diucapkan. Kemudian, setelah Kerapan Sapi dilepas, dibelakangnya ada tim yang mengejar sambil membawa peralatan yang berbunyi keras. Supaya Kerapan Sapi tambah lari kencang. Di garis finis, ada tim yang bertugas menghentikan laju Kerapan Sapi setelah melewati garis finis.

C. KALELES

Seperangkat kayu bambo yang berada di tengah antara sapi sebelah kanan dan kiri. Berbentuk seperti bajak. Namun, ujung bawahnya dibuat rata. Sehingga tidak mendongkel tanah.

D. JOKI

Seorang penunggang yang memacu dan mengendalikan larinya Kerapan Sapi disebut Joki. Joki ini rata-rata berusia anak sampai remaja. Ibaratkan joki balap sepeda motor, mereka ada yang mahir dan ada yang tidak dalam memacu dan mengendalikan kerapan sapi. Bagi yang mahir, maka banyak pemilik Kerapan Sapi yang menyewa jasanya.

E. PEMBATAS LAPANGAN

Lapangan arena balap Kerapan Sapi dibatasi oleh pembatas kanan kiri. Pembatas ini terbuat dari bamboo yang dianyam. Fungsinya untuk menahan menonton masuk ke lapangan. Selain itu, supaya kerapan Sapi lari lurus menuju finis

F. SEPERANGKAT GAMELAN DAN SARONEN

Pada saat Kerapan Sapi diarak mengitari lapangan balapan, dibelakangnya diikuti oleh tim gamelan dan saronen. Hal ini dilakukan pada pagi hari. Anggap saja warming up bagi si Sapi sebelum lomba Kerapan Sapi. Suara tim saronen ini bertalu-talu dank has musik Madura. Mereka berlenggak-lenggok mengikuti music gamelan dan saronen. Mereka semacam memberikan semangat supaya tampil baik dalam kerapan. Busana yang dipakai berwarna-warni. Tim ini disewa khusus oleh si pemilik Kerapan Sapi.

G. CCTV DI FINIS DAN START

Perlombaan Kerapan Sapi menjunjung tinggi ketelitian dan keputusan yang seadil-adilnya. Maka dipasanglah CCTV di garis finis dan start. Yang di finis untuk mengetahui kaki Kerapan Sapi yang mana menyentuh garis, dialah pemenangnya. Untuk yang di garis start berfungsi untuk mengawasi pergerakan ketika dilepas yang ditandai dengan dilepasnya berndera start oleh petugas start. Jadi, akan ketahuan Sapi yang mana mencuri start. Dengan adanya CCTV ini, maka pemilik Kerapan Sapi merasa puas atas keputusan dewan juri tentang pemenangnya. Sebelumnya, di garis finis tidak ada CCTV. Sehingga kadang keputusan juri meragukan. Timbullah protes bagi pemilik Kerapan Sapi yang dirugikan. Maklum menggunakan mata telanjang. Sehingga tingkat kesalahan tinggi tentang siapa yang menang.

H. PELAKSANAAN

A. PANGGUNG

Setiap perlombaan Kerapan Sapi, baik itu tingkat kecamatan, Kabupaten, dan gubernuran (sebut gubeng), pasti terdapat panggung kehormatan. Yang menempati panggung ini biasanya tamu kehormatan dan pejabat daerah. Untuk tingkat gubeng, biasanya yang menempati panggung megah itu gubernur, bupati, pejabat kabupaten, pejabat provinsi, dan undangan penting lainnya.

B. PIALA BERGILIR PRESIDEN

Perlombaan Kerapan Sapi tingkat gubeng memberikan piala bergilir bagi juara 1 tingkat menang. Piala ini lumayan besar. Setiap tahun piala ini akan berpindah kepada pemenang. Si Pemilik Kerapan Sapi yang menang juara 1 akan sangat bangga ketika mengangkat piala ini. Sebuah prestise tersendiri bagi pemenangnya. Karena sapinya sudah menjadi juara 1 mengalahkan peserta lainnta dari 4 kabupaten di Madura.

C. PIALA TETAP PRESIDEN

Untuk pemenang juara 1 menang selain mendapat piala bergilir presiden, juga mendapat piala tetap presiden. Mereka adalah juara 2 dan 3 golongan menang dan juara 1, 2, dan golongan kalah

D. HADIAH MOBIL DAN SEPEDA MOTOR

Hadiah untuk pemenang selain piala presiden, yang menggiurkan yaitu hadiah mobil dan sepeda motor. Juara 1 golongan menang dan juara 1 golongan kalah mendapatkan sebuah mobil. Juara yang lain mendapatkan sepeda motor.

E. KEGIATAN SEBELUM PERLOMBAAN KERAPAN SAPI

1. Pada malam hari sebelum perlombaan, pemilik Kerapan Sapi beserta tim nya datang ke arena perlombaan. Mereka menginap disekitar lapangan. Tim gamelan dan saronen mengiringi mereka.

2. Di tempat menginap tersebut, tim perawat sapi memijat sapi dan memberikan makanan dan minuman nutrisi.

3. Pada pagi harinya sebelum perlombaan, kerapan Sapi dipasang kaleles. Kemudian diarak berjalan mengitari lapangan. Di belakangnya yaitu tim gamelan dan saronen

4. Selesai melakukan pemanasan dengan mengitari lapangan, Kerapan Sapi di bawa kembali ke tempat menginap tadi untuk menunggu perlombaan dimulai.

5. Sebelum Kerapan Sapi dimulai, biasanya ditampilkan hiburan berupa Tari Peccot.

F. PERATURAN LOMBA KERAPAN SAPI

1. Kerapan Sapi dinyatakan menang jika kaki depan telah menyentuh garis finis

2. Kerapan Sapi harus tetap dinaiki oleh Joki sampai garis finis. Jika joki terjatuh sebelum garis finis, maka dinyatakan kalah

3. Setiap Joki memakai selempang yang tidak sama

4. Perlombaan di bagi 3 babak yaitu Penyisihan, Semifinal (ke’sake’an), dan final. Babak penyisihan untuk menentukan kelompok menang dan kalah. Kemudian kelompok menang diadu dengan yang menang. Golongan kalah diadu dengan yang kalah. Final akan menghasilkan 3 pasang Kerapan untuk golongan menang dan golongan kalah. Mereka diadu untuk menentukan juara 1, 2, dan 3 golongan menang dan juara 1, 2, dan 3 golongan kalah

5. Dewan juri ada yang bertugas di garis start dan di panggung dewan juri. Yang di panggung ini yang memutuskan pemenang. Sedangkan yang di start memegang bendera sebagai alat untuk aba-aba pelepasan Kerapan Sapi

I. MAKNA FILOSOFI

1. Untuk mencapai suatu tujuan bersama harus ada kekompakan dan kebersamaan. Kekompakan dan kebersamaan tersebut berada dalam 1 komando. Di Kerapan Sapi, Komando dipegang oleh Joki. Si Joki inilah yang memandu Kerapan Sapi berlari kencang lurus menuju finis. Selain itu, posisi kaki kiri joki diletakkan di kaleles (nangkring) dan kaki kanan merangkul kaleles yang melengkung. Artinya seorang pemimpin (komando) harus berdiri tegak diantara orang-orang yang dipimpinnya, sekaligus merangkul seluruh orang-orang yang dipimpinnya tanpa pandang bulu. Seorang pemimpin harus selalu berada di jalan yang lurus dalam memimpin

2. Kaleles berada dari bahasa Jawa yaitu “Leles”, artinya mengambil sisa. Makna filosofinya yaitu pemimpin harus mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi.

Itulah gaess tentang Kerapan Sapi. Kita bisa mengambil makna yang terkandung didalamya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post